Tahapan 10 Hari Bulan Ramadhan

Bulan Ramadan telah tiba kembali, memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk merasakan nikmat berpuasa. Dalam berpuasa, kita dapat merasakan makna setetes air bagi tenggorokan yang kering, serta memahami pentingnya sepiring nasi bagi perut yang lapar.

Namun, puasa tidak hanya tentang dahaga dan lapar, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang sangat penting. Dalam berpuasa, kita belajar untuk menahan lisan dari mengucapkan hal-hal yang tidak baik, serta menahan diri dari nafsu yang buruk.

Banyak sekali keterangan mengenai keutamaan Puasa baik dalan Al-Qur’an, hadist maupun ketarangan dalam Kitab-kitab sunnah serta lain sebagainnya.

Diantaranya yaitu Allah Ta’ala berfirman dalam hadits yang diceritakan Nabi Saw dari-Nya: Setiap kebaikan diberi balasan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali, kecuali puasa.

 

Sesungguhnya puasa itu bagi-Ku dan Akulah yang membalas dengannya. Demikian disebutkan dalam Al-Ihya’.

Nabi Saw. bersabda dalam hadits Qudsi: “Allah Ta’ala berfirman: Puasa itu bagi-Ku dan Akulah yang membalasnya.” (H.R. Thabrani dari Abi Umamah dengan isnad hasan).

Beda antara hadits Qudsi dengan Al Qur’an ialah Al Qur’an turun berupa mukjizat dengan surah yang terpendek sekali pun.

Lain halnya dengan hadits Qudsi, karena ia bukan mukjizat Al Qur’an dan hadits dibaca sebagai ibadah.

Nabi SAW bersabda:

للصائم فرحتان يفرح بهمافرحة عندإقطاع و

فرحة عند لقاء ربه.

“Orang yang berpuasa mengalami dua kegembiraan, yaitu kegembiraan di waktu berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa Tuhannya.”

Berkata Wahb bin Munabbih: Orang mukmin tidak merasakan ketenangan, kecuali ketika berjumpa dengan Tuhannya, yaitu dengan mendapat balasan dan pahala atau dengan memandang kepada wajah Tuhannya.

Nabi SAW bersabda :

لخلوف فم الصائم أطيب عندالله من ريح المسك

“Sungguh bau mulut orang yang puasa lebih harum di sisi Allah daripada bau misik (kasturi).”

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ Artinya: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Adapun Tiga Fase Pada Bulan Ramadhan yakni:

 

Fase pertama disebut Rahmat.

Maksudnya di 10 hari pertama bulan Ramadhan ini, ditunjukkan oleh Allah sebagai bulan kedermawanan, bulan penuh kasih sayang.Memperbanyak perbuatan yang berdampak pada kepedulian sesama sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan ini.

Fase kedua disebut ampunan atau Maghfirah.

Maksudnya di 10 hari pertengahan bulan Ramadhan, menjadi hari pertaubatan. Dan disini Allah menunjukkan sebagai Dzat Yang Maha Pengampun, Dzat Yang Maha Menerima Taubat. Adapun untuk syarat taubat itu sendiri meliputi tiga hal, yaitu ilmu, berdzikir kepada Allah (istighfar) dan menyesali perbuatannya.

Fase ketiga disebut pembebasan dari Neraka atau Itqun minannar.

Maksudnya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini adalah media untuk meningkatkan kualitas ibadah agar bisa terbebas dari api neraka

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas